BAB 1
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Cina adalah salah satu sejarah kebudayaan tertua di dunia. Dari penemuan
arkeologi dan antropologi, daerah Cina telah didiami
oleh manusia
purba sejak 1,7 juta tahun yang lalu. Peradaban Cina berawal
dari berbagai negara
kota di sepanjang lembah Sungai Kuning pada zaman Neolitikum. Sejarah
tertulis Cina dimulai sejak Dinasti Shang (k. 1750 SM - 1045 SM). Cangkang kura-kura dengan tulisan Cina kuno yang
berasal dari Dinasti Shang memiliki penanggalan radiokarbon hingga 1500 SM. Budaya, sastra, dan filsafat Cina
berkembang pada zaman Dinasti
Zhou (1045 SM hingga 256 SM) yang
melanjutkan Dinasti Shang. Dinasti ini merupakan dinasti yang paling lama
berkuasa dan pada zaman dinasti inilah tulisan Cina modern mulai berkembang.
Dinasti Zhou
terpecah menjadi beberapa negara kota, yang menciptakan Periode
Negara Perang. Pada tahun 221 SM, Qin Shi Huang menyatukan
berbagai kerajaan ini dan mendirikan kekaisaran pertama Cina. Pergantian dinasti dalam sejarah Cina telah
mengembangkan suatu sistem birokrasi yang memungkinkan Kaisar Cina memiliki
kendali langsung terhadap wilayah yang luas.
B.
TUJUAN
Adapun beberapa tujuan yang mendasar atas dibuatnya makalah ini
adalah sebagai berikut :
1.
Untuk memenuhi
salah satu tugas kelompok Mata Kuliah Sejarah Asia Timur
2.
Berbagi pengetahuan akan
adanya kebudayaan tertua di Dunia
3.
Diharapkan dapat merangsang motivasi belajar pembaca beralaskan
dari sejarah perkembangan RRC dari awal berdirinya sampai sekarang.
4.
Sebagai salah
satu bahan pembelajaran yang dapat disampaikan kepada peserta didik ( untuk
para pendidik )
BAB 2
PEMBAHASAN
A.
ZAMAN PRASEJARAH
a.
Paleolitik
Homo erectus telah mendiami
daerah yang sekarang dikenal sebagai Cina sejak zaman Paleolitik, lebih dari
satu juta tahun yang lalu Kajian menunjukkan bahwa peralatan batu yang
ditemukan di situs Xiaochangliang telah berumur
1,36 juta tahun Situs arkeologi Xihoudu di provinsi Shanxi menunjukkan
catatan paling awal penggunaan api oleh Homo erectus, yang berumur
1,27 juta tahun yang lalu Ekskavasi di Yuanmou dan Lantian menunjukkan
pemukiman yang lebih lampau. Spesimen Homo erectus paling terkenal yang
ditemukan di Cina adalah Manusia Peking yang ditemukan
pada tahun 1965. Tiga pecahan tembikar yang berasal
dari 16500 dan 19000 SM ditemukan di Gua Liyuzui di Liuzhou, provinsi Guangxi
b.
Neolitik
Zaman Neolitik di Cina dapat
dilacak hingga 10.000 SM [6]. Bukti-bukti
awal pertanian milet memiliki penanggalan radiokarbon sekitar 7000
SM Kebudayaan
Peiligang di Xinzheng, Henan berhasil
diekskavasi pada tahun 1977. Dengan
berkembangnya pertanian, muncul peningkatan populasi, kemampuan menyimpan dan
mendistribusikan hasil panen, serta pengerajin dan pengelola. Pada akhir
Neolitikum, lembah Sungai
Kuning mulai berkembang menjadi pusat kebudayaan dengan
penemuan arkeologis signifikan ditemukan di Banpo, Xi'an Sungai Kuning
dinamakan demikian disebabkan terdapatnya debu sedimen (loess) yang bertumpuk di tepi sungai dan
tanah sekitarnya, yang kemudian setelah terbenam di sungai menimbulkan warna
yang kekuning-kuningan pada air sungai tersebut.
Sejarah awal Cina dibuat rumit oleh
kurangnya tulisan pada periode ini dan dokumen-dokumen pada masa sesudahnya
yang mencampurkan fakta dan fiksi pada zaman ini. Pada 7000 SM, penduduk Cina
bercocok tanam milet, menumbuhkan kebudayaan Jiahu. Di Damaidi di Ningxia, ditemukan
3.172 lukisan gua berasal dari 6000-5000 SM yang mirip dengan karakter-karakter
awal yang dikonfirmasi sebagai tulisan Cina Kebudayaan
Yangshao yang muncul belakangan dilanjutkan dengan kebudayaan
Longshan pada sekitar 2500 SM.
B.
ZAMAN KUNO
a.
Dinasti Xia (2100 Sm-1600 Sm)
Dinasti Xia adalah dinasti
pertama yang diceritakan dalam catatan sejarah seperti Catatan Sejarah Agung dan Sejarah Bambu. Dinasti ini
didirikan oleh Yu
yang Agung. Sebagian besar arkeolog sekarang menghubungkan Dinasti
Xia dengan hasil-hasil ekskavasi di Erlitou, provinsi Henan, yang berupa
temuan perunggu leburan dari sekitar tahun 2000 SM. Beragam tanda-tanda yang
terdapat pada tembikar dan kulit kerang yang ditemukan pada periode ini, diduga
adalah bentuk pendahulu dari aksara moderen Cina.
Menurut kronogi
tradisional berdasarkan perhitungan Liu Xin, dinasti ini
berkuasa antara 2205 SM sampai 1766 SM, sedangkan menurut Sejarah Bambu,
pemerintahan dinasti ini adalah antara 1989 SM dan 1558 SM. Menurut Proyek Kronologi Xia Shang Zhou yang
diselenggarakan oleh pemerintah Republik
Rakyat Cina pada tahun 1996, dinasti ini
berkuasa antara 2070 SM hingga 1600 SM.
b.
Dinasti Shang (1600 Sm-1046 Sm)
Dinasti Shang menurut sumber
tradisional adalah dinasti pertama Cina. Menurut kronologi berdasarkan
perhitungan Liu
Xin, dinasti ini berkuasa antara 1766 SM dan 1122 SM, sedangkan menurut Sejarah Bambu adalah antara 1556 SM dan 1046 SM. Hasil dari Proyek Kronologi Xia Shang Zhou pemerintah Republik
Rakyat Cina pada tahun 1996 menyimpulkan
bahwa dinasti ini memerintah antara 1600 SM sampai 1046 SM. Informasi langsung tentang dinasti
ini berasal dari inskripsi pada artefak perunggu dan tulang orakel,[19] serta dari
Catatan Sejarah Agung (Shiji) karya Sima Qian.
Temuan
arkeologi memberikan bukti keberadaan Dinasti Shang sekitar 1600-1046 SM, yang terbagi menjadi dua periode.
Bukti keberadaan Dinasti Shang periode awal (k. 1600-1300 SM) berasal dari
penemuan-penemuan di Erlitou, Zhengzhou dan
Shangcheng.[19] Sedangkan
bukti keberadaan Dinasti Shang periode kedua (k. 1300–1046 SM) atau periode Yin
berasal dari kumpulan besar tulisan pada tulang orakel. Para arkeolog
mengkonfirmasikan bahwa kota Anyang di provinsi Henan adalah ibukota
terakhir Dinasti Shang dari sembilan ibukota lainnya. Dinasti Shang diperintah
31 orang raja, sejak Raja Tang sampai dengan Raja Zhou sebagai raja
terakhir. Masyarakat Cina masa ini mempercayai banyak dewa, antara lain
dewa-dewa cuaca dan langit, serta dewa tertinggi yang dinamakan Shang-Ti.
Mereka juga percaya bahwa nenek moyang mereka, termasuk orang tua dan
kakek-nenek mereka, setelah meninggal akan menjadi seperti dewa pula dan layak
disembah. Sekitar tahun 1500 SM, orang Cina mulai menggunakan tulang orakel untuk
memprediksi masa depan.
Para ilmuwan
Barat cenderung ragu-ragu untuk menghubungkan berbagai permukiman yang sezaman
dengan pemukiman Anyang sebagai bagian dari dinasti Shang. Hipotesa terkuat
ialah telah terjadinya ko-eksistensi antara Anyang yang diperintah oleh Dinasti
Shang, dengan pemukiman-pemukiman berbudaya lain di wilayah yang sekarang
dikenal sebagai "Cina sebenarnya" (China proper).
c.
Dinasti Zhou (1046 Sm–256 Sm)
.
Bejana ritual (You),
dari zaman Dinasti Zhou Barat
|
Dinasti Zhou adalah dinasti
terlama berkuasa dalam sejarah Cina yang menurut Proyek Kronologi Xia Shang Zhou berkuasa
antara 1046 SM hingga 256 SM. Dinasti ini
mulai tumbuh dari lembah Sungai Kuning, di sebelah
barat Shang. Penguasa
Zhou, Wu Wang, berhasil
mengalahkan Shang pada Pertempuran Muye. Pada masa
Dinasti Zhou mulailah dikenal konsep "Mandat Langit" sebagai
legitimasi pergantian kekuasaan, dan konsep ini seterusnya berpengaruh pada
hampir setiap pergantian dinasti di Cina. Ibukota Zhou awalnya berada di
wilayah barat, yaitu dekat kota Xi'an moderen
sekarang, namun kemudian terjadi serangkaian ekpansi ke arah lembah Sungai Yangtze. Dalam sejarah
Cina, ini menjadi awal dari migrasi-migrasi penduduk selanjutnya dari utara ke
selatan.
d.
Periode Musim Semi Dan Musim Gugur (722
Sm-476 Sm)
Pada sekitar abad ke-8 SM, terjadi desentralisasi kekuasaan pada
Periode Musim Semi dan Musim Gugur, yang diberi
nama berdasarkan karya sastra Chun Qiu (Musim Semi
dan Gugur). Pada zaman ini, pimpinan militer lokal yang digunakan Zhou mulai
menunjukkan kekuasaannya dan berlomba-lomba memperoleh hegemoni. Invasi dari
barat laut, misalnya oleh Qin, memaksa Zhou
untuk memindahkan ibu kotanya ke timur, yaitu ke Luoyang. Ini menandai
fase kedua Dinasti Zhou: Zhou Timur. Ratusan negara bermunculan, beberapa di
antaranya hanya seluas satu desa, dengan penguasa setempat memegang kekuasaan
politik penuh dan kadang menggunakan gelar kehormatan bagi dirinya. Seratus Aliran Pemikiran dari filsafat Cina berkembang
pada zaman ini, berikut juga beberapa gerakan intelektual berpengaruh seperti Konfusianisme, Taoisme, Legalisme, dan Mohisme.
e. Periode Negara
Perang (476 Sm-221 Sm)
Setelah
berbagai konsolidasi politik, tujuh negara terkemuka bertahan pada akhir abad ke-5 SM. Meskipun saat
itu masih terdapat raja dari Dinasti Zhou sampai 256 SM,
namun ia hanya seorang pemimpin nominal yang tidak memiliki kekuasaan yang
nyata. Pada masa itu, daerah tetangga dari negara-negara yang berperang juga
ditaklukkan dan menjadi wilayah baru, antara lain Sichuan dan Liaoning; yang kemudian
diatur di bawah sistem administrasi lokal baru berupa commandery dan prefektur
, Negara Qin berhasil
menyatukan ketujuh negara yang ada, serta melakukan ekspansi ke wilayah-wilayah
Zhejiang, Fujian, Guangdong, dan Guangxi pada 214 SM.
Periode saat negara-negara saling berperang hingga penyatuan seluruh Cina oleh Dinasti Qin pada tahun 221 SM, dikenal
dengan nama "Periode
Negara Perang", yaitu penamaan yang diambil dari nama karya
sejarah Zhan
Guo Ce (Strategi Negara Berperang).
C.
ZAMAN KEKAISARAN
a.
Dinasti Qin (221 Sm–206 Sm)
QIN SHI HUANG Dinasti Qin berhasil menyatukan Cina
yang terpecah menjadi beberapa kerajaan pada Periode
Negara Perang melalui serangkaian penaklukan terhadap
kerajaan-kerajaan lain, dengan penaklukan terakhir adalah terhadap kerajaan Qi
pada sekitar tahun 221
SM Qin Shi Huang dinobatkan
menjadi kaisar pertama Cina bersatu pada tahun tersebut. Dinasti ini terkenal
mengawali pembangunan Tembok Besar Cina yang
belakangan diselesaikan oleh Dinasti Ming serta
peninggalan Terakota di makam Qin
Shi Huang.
Beberapa kontribusi besar Dinasti Qin,
antara termasuk terbentuknya konsep pemerintahan terpusat, penyatuan
undang-undang hukum, diterapkannya bahasa tertulis, satuan pengukuran, dan mata
uang bersama seluruh Cina, setelah berlalunya masa-masa kesengsaraan pada Zaman Musim Semi dan Gugur. Bahkan hal-hal
yang mendasar seperti panjangnya as roda untuk gerobak dagang, saat
itu mengalami penyeragaman demi menjamin berkembangnya sistem perdagangan yang
baik di seluruh kekaisaran.[26]
b.
Dinasti Han (206 Sm–220)
Lentera minyak Dinasti Han, abad ke-2 SM.
Dinasti Han didirikan oleh Liu Bang, seorang
petani yang memimpin pemberontakan rakyat dan meruntuhkan dinasti sebelumnya, Dinasti Qin, pada tahun 206 SM. Zaman
kekuasaan Dinasti Han terbagi menjadi dua periode yaitu Dinasti Han Barat (206 SM - 9) dan Dinasti Han Timur (23 - 220) yang
dipisahkan oleh periode pendek Dinasti Xin (9
- 23).
Kaisar Wu (Han Wudi
berhasil mengeratkan persatuan dan memperluas kekaisaran Cina dengan mendesak
bangsa Xiongnu (sering disamakan dengan bangsa Hun) ke arah
stepa-stepa Mongolia
Dalam, dengan demikian merebut wilayah-wilayah Gansu, Ningxia, dan Qinghai. Hal tersebut
menyebabkan terbukanya untuk pertama kali perdagangan antara Cina dan Eropa,
melalui Jalur
Sutra. Jenderal Ban Chao dari Dinasti Han bahkan memperluas
penaklukannya melintasi pegunungan Pamir sampi ke Laut Kaspia. Kedutaan
pertama dari Kekaisaran
Romawi tercatat pada sumber-sumber Cina pertama kali dibuka
(melalui jalur laut) pada tahun 166, dan yang kedua pada tahun 284.
c.
Zaman Tiga Negara (220–280)
Zaman Tiga
Negara (Wei, Wu, dan Shu) adalah suatu
periode perpecahan Cina yang berlangsung setelah hilangnya kekuasaan de facto Dinasti Han. Secara umum periode
ini dianggap berlangsung sejak pendirian Wei (220) hingga
penaklukan Wu oleh Dinasti
Jin (280), walau banyak
sejarawan Cina yang menganggap bahwa periode ini berlangsung sejak Pemberontakan Serban Kuning (184).
d.
Dinasti Jin Dan Enam Belas Negara
(280-420)
Cina berhasil
dipersatukan sementara pada tahun 280 oleh Dinasti
Jin. Meskipun demikian, kelompok etnis di luar suku Han (Wu Hu) masih
menguasai sebagian besar wilayah pada awal abad ke-4 dan
menyebabkan migrasi besar-besaran suku Han ke selatan Sungai Yangtze. Bagian utara
Cina terpecah menjadi negara-negara kecil yang membentuk suatu era turbulen
yang dikenal dengan Zaman Enam Belas Negara (304 - 469).
Patung Bodhisattva
570 Masehi,
provinsi Henan
|
e.
Dinasti Utara Dan Selatan (420–589)
Menyusul
keruntuhan Dinasti Jin Timur pada tahun 420, Cina
memasuki era Dinasti Utara dan Selatan. Zaman ini
merupakan masa perang saudara dan perpecahan politik, walaupun
juga merupakan masa berkembangnya seni dan budaya, kemajuan teknologi, serta
penyebaran Agama Buddha dan Taoisme.
f.
Dinasti Sui (589–618)
Setelah
hampir empat abad perpecahan, Dinasti Sui berhasil
mempersatukan kembali Cina pada tahun 589 dengan
penaklukan Yang Jian, pendiri Dinasti Sui, terhadap Dinasti Chen di selatan.
Periode kekuasaan dinasti ini antara lain ditandai dengan pembangunan Terusan Besar Cina dan pembentukan banyak lembaga
pemerintahan yang nantinya akan diadopsi oleh Dinasti Tang.
|
g.
Dinasti Tang (618–907)
Pada 18 Juni 618, Li Yuan naik tahta dan
memulai era Dinasti
Tang yang menggantikan Dinasti Sui. Zaman ini
merupakan masa kemakmuran dan perkembangan seni dan teknologi Cina. Agama Buddha menjadi agama
utama yang dianut oleh keluarga kerajaan serta rakyat kebanyakan. Sejak sekitar
tahun 860, Dinasti Tang
mulai mengalami kemunduran karena munculnya pemberontakan-pemberontakan.
h.
Lima Dinasti Dan Sepuluh Negara
(907–960)
Antara tahun 907 sampai 960, sejak
runtuhnya Dinasti
Tang sampai berkuasanya Dinasti Song, terjadi suatu
periode perpecahan politik yang dikenal sebagai Zaman Lima Dinasti dan Sepuluh Negara. Pada masa
yang cukup singkat ini, lima dinasti (Liang, Tang, Jin, Han, dan Zhou) secara
bergantian menguasai jantung wilayah kerajaan lama di utara Cina. Pada saat
yang bersamaan, sepuluh negara kecil lain (Wu, Wuyue, Min, Nanping, Chu, Tang
Selatan, Han Selatan, Han Utara, Shu Awal, dan Shu Akhir) berkuasa di selatan
dan barat Cina.
i.
Dinasti Song, Liao, Jin, Serta Xia
Barat (960-1279)
Antara tahun 960 hingga 1279, Cina dikuasai
oleh beberapa dinasti. Pada tahun
960, Dinasti
Song (960-1279) yang beribu kota di Kaifeng menguasai
sebagian besar Cina dan mengawali suatu periode kesejahteraan ekonomi. Wilayah Manchuria (sekarang
dikenal dengan Mongolia) dikuasai oleh
Dinasti Liao (907-1125) yang
selanjutnya digantikan oleh Dinasti Jin (1115-1234). Sementara itu,
wilayah barat laut Cina yang sekarang dikenal dengan provinsi-provinsi Gansu, Shaanxi, dan Ningxia dikuasai oleh
Dinasti Xia
Barat antara tahun 1032 hingga 1227.
j.
Dinasti Yuan (1279–1368)
Kublai Khan, pendiri
|
Antara tahun 1279 hingga tahun
1368, Cina
dikuasai oleh Dinasti Yuan yang berasal dari Mongolia dan
didirikan oleh Kublai Khan. Dinasti ini menguasai Cina setelah berhasil
meruntuhkan Dinasti Jin di utara sebelum bergerak ke selatan
dan mengakhiri kekuasaan Dinasti Song. Dinasti ini
adalah dinasti pertama yang memerintah seluruh Cina dari ibu kota Beijing.
|
Sebelum invasi bangsa Mongol, laporan dari
dinasti-dinasti Cina memperkirakan terdapat sekitar 120 juta penduduk; namun
setelah penaklukan selesai secara menyeluruh pada tahun 1279, sensus tahun 1300
menyebutkan bahwa terdapat 60 juta penduduk. Demikian pula pada pemerintahan
Dinasti Yuan terjadi epidemi abad ke-14 berupa wabah penyakit pes (Kematian Hitam), dan
diperkirakan telah menewaskan 30% populasi Cina saat itu.
k.
Dinasti Ming (1368–1644)
Sepanjang masa
kekuasaan Dinasti
Yuan, terjadi penentangan yang cukup kuat terhadap kekuasaan
asing ini di kalangan masyarakat. Sentimen ini, ditambah sering timbulnya bencana alam sejak 1340-an, akhirnya
menimbulkan pemberontakan
petani yang menumbangkan kekuasaan Dinasti Yuan. Zhu Yuanzhang dari suku Han mendirikan Dinasti Ming setelah
berhasil mengusir Dinasti Yuan pada tahun 1368.
Tahun 1449,
Esen Tayisi dari bangsa Mongol Oirat melakukan penyerangan ke wilayah Cina
utara, dan bahkan sampai berhasil menawan Kaisar Zhengtong di Tumu. Tahun
1542, Altan Khan memimpin bangsa Mongol terus-menerus mengganggu perbatasan
utara Cina, dan pada tahun 1550 ia berhasil menyerang sampai ke pinggiran kota
Beijing. Kekaisaran Dinasti Ming juga menghadapi serangan bajak laut Jepang di
sepanjang garis pantai tenggara Cina; peranan Jenderal Qi Jiguang sangat penting
dalam mengalahkan serangan bajak laut tersebut. Suatu gempa bumi terdasyat di
dunia, gempa bumi Shaanxi tahun 1556,
diperkirakan telah menewaskan sekitar 830.000 penduduk, yang terjadi pada masa
pemerintahan Kaisar
Jiajing.
Selama masa
Dinasti Ming, pembangunan terakhir Tembok Besar Cina selesai
dilaksanakan, sebagai usaha perlindungan bagi Cina atas invasi dari bangsa-bangsa
asing. Meskipun pembangunannya telah dimulai pada masa sebelumnya, sesungguhnya
sebagian besar tembok yang terlihat saat ini adalah yang telah dibangun atau
diperbaiki oleh Dinasti Ming. Bangunan bata dan granit telah diperluas, menara
pengawas dirancang-ulang, serta meriam-meriam ditempatkan di sepanjang sisinya.
l.
Dinasti Qing (1644–1911)
Dinasti Qing (1644–1911) didirikan
menyusul kekalahan Dinasti Ming, dinasti terakhir Han Cina, oleh
suku Manchu dari sebelah
timur laut Cina pada tahun 1644. Dinasti ini merupakan dinasti feodal terakhir yang
memerintah Cina. Diperkirakan sekitar 25 juta penduduk tewas dalam periode
penaklukan Manchu atas Dinasti Ming (1616-1644).[32] Bangsa
Manchu kemudian mengadopsi nilai-nilai Konfusianisme dalam
pemerintahan mereka, sebagaimana tradisi yang dilaksanakan oleh pemerintahan
dinasti-dinasti pribumi Cina sebelumnya.
Pada Pemberontakan Taiping (1851–1864),
sepertiga wilayah Cina sempat jatuh dalam kekuasaan Taiping Tianguo, suatu
gerakan keagamaan kuasi-Kristen yang dipimpin Hong Xiuqan
|
Kartun politik Perancis, akhir
1890-an. Kue melambangkan Cina dibagi-bagi antara Inggris, Jerman, Rusia, Perancis, dan Jepang.
|
Dengan menyebut dirinya sebagai "Raja
Langit". Setelah empat belas tahun, barulah pemberontakan tersebut
berhasil dipadamkan, tentara Taiping dihancurkan dalam Perang Nanking Ketiga
tahun 1864. Kematian yang terjadi selama 15 tahun pemberontakan tersebut
diperkirakan mencapai 20 juta penduduk.
Beberapa
pemberontakan yang memakan korban jiwa dan harta yang lebih besar kemudian
terjadi, yaitu Perang Suku Punti-Hakka, Pemberontakan Nien, Pemberontakan
Minoritas Hui, Pemberontakan Panthay, dan Pemberontakan
Boxer. Dalam banyak hal, pemberontakan-pemberontakan tersebut
dan perjanjian
tidak adil yang berhasil dipaksakan oleh kekuatan imperialis asing
terhadap Dinasti Qing, merupakan tanda-tanda ketidakmampuan Dinasti Qing dalam
menghadapi tantangan-tantangan baru yang muncul di abad ke-19.
D.
ZAMAN MODERN
a.
Republik Cina
|
Rasa
frustrasi karena penolakan Dinasti Qing untuk
melakukan reformasi serta karena kelemahan Cina terhadap negara-negara lain,
membuat timbulnya revolusi yang terinspirasi oleh ide-ide Sun Yat-sen untuk
menghapuskan sistem kerajaan dan menerapkan sistem republik di Cina.
Pada tanggal 12 Februari 1912, kaisar terakhir Qing, Kaisar Xuantong turun tahta,
menyusul Revolusi Xinhai. Sebulan setelahnya, pada 12 Maret 1912, Republik Cina didirikan
dengan Sun Yat-sen sebagai presiden pertamanya.
|
Pada tahun 1928, setelah
konflik berkepanjangan antara panglima-panglima perang yang terjadi
antara 1916-1928, sebagian
besar Cina dipersatukan di bawah Kuomintang (KMT) oleh Chiang Kai-shek. Sementara
itu, Partai
Komunis Cina (PKC) yang berhaluan komunis mulai juga
menancapkan pengaruhnya dan menjadi pesaing utama Kuomintang yang menimbulkan Perang
Saudara Cina.
Kedua partai
Cina ini secara nominal sempat bersatu dalam menghadapi pendudukan Jepang yang
dimulai tahun 1937, yaitu selama Perang Sino-Jepang (1937-1945) yang merupakan
bagian Perang
Dunia II. Mengikuti kekalahan Jepang tahun 1945, permusuhan KMT
dan PKC berlanjut kembali setelah usaha-usaha rekonsiliasi dan negosiasi gagal
mencapai kesepakatan. (Lihat: Perang Saudara Cina).
Di akhir Perang
Dunia II tahun 1945 sebagai bagian dari penyerahan kekuasaan Jepang, pasukan
Jepang di Taiwan menyerah kepada pasukan Republik Cina di bawah Chiang Kai-shek
yang memegang kendali atas Taiwan. Konflik
antara partai-partai Cina yang dimulai sejak 1927 berakhir
secara tak resmi dengan pengunduran diri Kuomintang ke Taiwan pada tahun 1949 dan menjadikan
Partai Komunis Cina sebagai penguasa tunggal di Cina daratan. Sampai sekarang,
pemerintah yang memerintah Taiwan masih menggunakan nama resmi "Republik
Cina" walaupun secara umum dikenal dengan nama "Taiwan".
b.
Republik Rakyat Cina
Pada tanggal 1 Oktober 1949, Mao Zedong
memproklamirkan Republik
Rakyat Cina (RRC) di Tiananmen, setelah
hampir pastinya kemenangan Partai
Komunis Cina dari Kuomintang pada Perang
Saudara Cina. Periode sejarah RRC secara umum dibagi menjadi empat
periode: transformasi sosialis (1949-1976) di bawah Mao
Zedong, reformasi ekonomi (1976-1989) di bawah Deng Xiaoping, pertumbuhan
ekonomi (1989-2002) di bawah Jiang Zemin, dan terakhir
adalah periode di bawah generasi pemerintahan keempat, antara 2002 hingga saat
ini.
BAB 3
PENUTUP
Syukur
alhamdulilah atas Kehendak Alloh SWT
Kami dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah ini, Sejuta harapan menjadi
pokok diterimanya makalah Sejarah Berdirinya RRC yang Insyalloh dapat
disimpulkan pandangan konvensional terhadap sejarah Cina adalah bahwa
Cina merupakan suatu negara yang mengalami pergantian antara periode persatuan
dan perpecahan politis yang kadang-kadang dikuasai oleh orang-orang asing, yang
sebagian besar terasimiliasi ke dalam populasi Suku Han. Pengaruh
budaya dan politik dari berbagai wilayah di Asia, yang dibawa oleh gelombang imigrasi, ekspansi, dan
asimilasi yang
bergantian, menyatu untuk membentuk budaya Cina modern.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar